Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:
Donate to VoyForums (PayPal):
Friday, November 15, 11:34:29 | [ Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: [1], 2, 3 ] |
Subject: Re: Jadi dasarnya baik atau jahat ? | |
Author: Lulu |
[
Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
]
Date Posted: 14:13:41 05/21/07 Mon In reply to: butongpay 's message, "Re: Jadi dasarnya baik atau jahat ?" on 20:58:58 05/18/07 Fri Helo But, Tentu boleh2 saja kamu menjelaskan hukum sebab akibat. Kalau saya cenderung melihat dari sudut bagaimana mengaplikasikan sebuah teori dengan realita yang ada saja. Mengenai Guru Suci kan kamu yang mengatakan “Yang saya pikirkan di sini adalah ketika seorang suci mendapatkan dirinya dalam penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Maka dia tidak berkata orang itu jahat dan ketika orang memberi berkah kepada orang suci tsb.Dia tidak mengatakan orang itu baik.” Dan sekarang kamu bilang: “Saya pikir susah menjawab. Jikalau anda belum merasakan pencerahan bagaimana anda bisa mengatakan pencerahan tsb.” Mungkin pertanyaannya diganti saja menjadi : “Kamu kan maunya menjadi kosong seperti awal mula segalanya. Nah misalkan KAMU sendiri mengalami keluarga di cincang habis (maaf sebelumnya cuma perumpamaan saja) apa komentar kamu? Apa yang akan kamu LAKUKAN dan KATAKAN secara pribadi sebagai seorang yang Siu Tao? Apa kamu ajak cia2 orang yang mencincang karena tidak ada baik/jahat, salah/benar? Mending kita bicara tindakan kongkrit yang akan kamu lakukan dibanding mengandai2 dan berfilsafat saja.” Dasar yang jelas dan ukuran dasar yang jelas dari sebuah tindakan kan sudah dibahas di atas. Mungkin perlu dibaca2 lagi termasuk rangkuman dari Mr. KS. Kalimat “semakin mengerti maka semakin wu wei” mungkin perlu dijelaskan maksudnya. Mending sebagai topik baru agar diskusi tidak campur aduk dengan teori2 filsafat lainnya. Saya agak bingung dengan statement kamu yang mengatakan “Bertapa di dalam gua untuk mengikis SEBAB? Baik juga. Berinteraksi dengan sesama ? Baik juga. Tergantung presepsi seseorang dalam melihat dunia ini.” VS statement di posting sebelumnya: “Ketika SEBAB telah berakhir maka tidak ada AKIBAT. Segalanya adalah kosong. Demikianlah awal mula segalanya.” Bukankah berinteraksi dengan sesama akan otomatis menimbulkan sebab baru? Jadi bagaimana menerapkan teori kamu untuk mengakhiri sebuah sebab? Sepertinya diskusi menjadi muter2 deh.. Menurut saya rangkuman yang dibuat oleh Mr. KS sepertinya sudah mengcover dan menyimpulkan hasil diskusi ini. Mending buka topik baru saja kali yah.. Salam Tao [ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ] |