VoyForums
[ Show ]
Support VoyForums
[ Shrink ]
VoyForums Announcement: Programming and providing support for this service has been a labor of love since 1997. We are one of the few services online who values our users' privacy, and have never sold your information. We have even fought hard to defend your privacy in legal cases; however, we've done it with almost no financial support -- paying out of pocket to continue providing the service. Due to the issues imposed on us by advertisers, we also stopped hosting most ads on the forums many years ago. We hope you appreciate our efforts.

Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:

Donate to VoyForums (PayPal):

Monday, November 25, 2:42:28Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: 123 ]
Subject: Re: Kesadaran vs Emosi


Author:
sugiar
[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]
Date Posted: 23:06:37 12/05/05 Mon
In reply to: Flyming Lika 's message, "Re: Kesadaran vs Emosi" on 19:16:42 12/05/05 Mon

>FL Wrote :
>Apakah Kesadaran hanya ber korelasi dengan emosi saja ?
>Rasa takut ...... apakah ini juga termasuk luapan
>emosi ?

Kesadaran dapat dibagi dalam berbagai tingkatan sebagai berikut :
I. Hanya tahu atau mengetahui saja.
II. Mengerti / memahami persoalan secara garis besar.
III. Mengerti prosesnya.
IV. Mengetahui / mengerti akibatnya secara garis besar.
V. Mengetahui tepat sebab dan akibatnya.
VI. Dapat memperhitungkan / memperkirakan untung ruginya.
VII. Dapat menampung / mengatasi akibatnya.
VIII. Dapat merobah prosesnya untuk menghindarkan akibat yang lebih parah.

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya manusia lalai dalam hal kesadaran. Kita ambil sebagai contoh sederhana misalnya :
1. Pikiran belum matang sudah berbicara atau bertindak.
2. Berbicara ngawur mengenai hal yang tidak dipahami seluruhnya.
3. Bertindak tanpa memperhitungkan akibatnya.
4. Bereaksi tanpa memperhitungkan akibatnya.
5. Bertindak tanpa berpikir.
6. Berbicara / bertindak tanpa tujuan.
7. Bertindak sebab emosi / nafsu.
8. Dll.

>FL Wrote :
>Mencapai hidup tenang ini kah yang disebut WU WEI ?
>Padahal Wu Wei adalah Wu Suo Pu Wei. Tidak berbuat
>adalah tidak,-tidak berbuat. Yang sering juga saya
>artikan KEMBALI KE NOL. artinya sesudah berbuat dengan
>suatu perencanaan dan dilaksanakan, kemudian kembali
>keposisi semula ( garis awal lagi, start dari Nol ),
>dan menjadikan kita tidak berbeban dan tidak merasa
>bernuat.
>Dimana kalau dirangkai dengan Jing Cing Wu Wei ini
>adalah CE RAN atau Alamiah Hakiki Diri.
>Ini adalah Sikap Bathin bukan tujuan hidup.
>Kalau tujuan Siu Tao kita adalah Cen San Mei ( menuju
>Sempurna Abadi ).
>
Lihat terjemahan saya DDJ bab III.
dan last posting.
Dalam keadaan Tenang kondisi diri dalam keadaan emosi nol.
Hidup Tenang bisa juga dikatakan hidup yang "kesempurnaan abadi"
Bathin adalah indra yang berfungsi menerima dan mengirim informasi / frekwensi tinggi.
Orang yang sudah mencapai Hidup Tenang otomatis lapisan bathinnya bersih.
Orang dengan lapisan bathin bersih ada yang sampai dapat secara sadar memanfaatkan bathinnya. Orang dengan kemampuan demikian sering disebut memiliki ilmu kebathinan.

>
>FL wrote :
>Mengapa tidak ada DASAR ILMU PENGETAHUAN disini ?

Kemampuan seseorang mempelajari Ilmu pengetahuan tergantung Dewasa Otaknya.
Semakin dewasa otak seseorang, semakin ada kehendak sesuai kemampuannya mempelajari ilmu pengetahuan tertentu.
>
>FL Wrote :
>Jalur adalah Jalan / saluran / lewatan / proses.
>Apakah Kedewasaan sudah cukup ?
>Bagaimana disebut dewasa ? ini akan menjadi Rancu
>kalau tidak ada Acuan yang tepat.
>
I. Dewasa phisik, kita tahu apa yang dimaksud.
II. Dewasa otak, dimana kita meningkatkan pengetahuan dan belajar berbagai ilmu.
III. Dewasa pikiran. dimana kita mulai mempraktekkan apa yang kita pelajari/ terima dalam kehidupan se-hari2 (membentuk pengalaman).
IV. Dewasa rasa, dimana kita mulai melihat/ merasakan perasaan orang2 disekeliling kita yang merupakan reaksi dari segala kelakuan/ perbuatan/ tindak-tanduk kita (tenggang rasa).
V. Dewasa masyarakat, dimana kita sudah dapat menempatkan diri kita didalam masyarakat dengan baik sehingga tidak ada perasaan antipati dari mereka terhadap eksistensi kita disitu. (dapat dan dengan senang kita diterima oleh masyarakat)
VI. Dewasa pemimpin, ialah dimana kita sebagai manusia dianggap berhasil dalam memimpin sekelompok/ masyarakat baik oleh bawahan2 maupun atasan2 kita, meskipun menurut anggapan kita sendiri kita tidak/ belum berhasil melaksanakan keinginan/ angan2/ tujuan/ target yang kita tetapkan menurut standart sendiri.
VII. Dewasa orang tua, ialah dimana kita sudah merasa bertanggung jawab terhadap perkembangan generasi sekarang ataupun mendatang dan ikhlas membimbing siapa saja kearah yang benar.
Dalam hal ini emosi/ keinginan/ perasaan pribadi betul2 dikesampingkan.
Contoh : Meskipun anak musuh kita, jika perlu kita mengarahkan/ membimbing kearah yang benar seperti terhadap anak kita sendiri.

>
>FL Wrote :
>Ilmu Bermasyarakat pasti tidak sama dengan agama kan ?
>Apaka AGAMA bisa di logiskan / masuk akal ?
>
Pada awalnya agama adalah ilmu bermasyarakat, perkembangan budaya, bahasa, ilmu pengetahuan & teknologi telah mengevolusi bahasa yang dipergunakan memberikan pedoman bermasyarakat. Tidak terkecuali filsafat Lao Tze, Kong Hu Tzu. Walaupun patut diakui perobahan arti bahasa universal (lambang) yang dipergunakan menulis filsafat Tao & Kong Hu Tzu lebih mudah ditelusuri dibandingkan bahasa yang mengunakan abjad.
Untuk melestarikannya maka lama kelamaan ajaran ilmu bermasyarakat oleh pengikut & penyebarnya diakui sebagai agama.
>
>FL Wrote :
>Tidak mau kalah menjadikan EMOSI meninggi.
>Kalau rasa takut, sudah pasrah itu Emosi menurun, tapi
>tetap emosi kan ?
Ciri-ciri seseorang emosi adalah denyut nadi / detak jantung / aliran darah tidak sikron, misalnya muka memerah, dada berdebar-debar, kaki tangan lemas dll dll.
Rasa gembira juga termasuk emosi
>
>FL wrote :
>Bisakah disederhanakan lagi No. 1 - 8 diatas ?
>
Untuk memahaminya mungkin perlu diperinci lebih mendetail lagi.

>
>FL wrote :
>Bisakah kita hidup bermasyarakat menghindar dari Emosi
>?
>
Pasti bisa walaupun Tidak 100 %,
>
>FL wrote :
>Membingungkan.
>
>FL wrote :
>Status Darah yg bagaimana ini ?
>
Penyumbatan pada pembuluh darah dapat, kurang darah, tekanan darah tinggi.
>FL Wrote :
>Getaran emosi Nol inibisa dijelaskan lebih jauh ?
>
Biasanya terjadi pada saat meditasi.
>
>FL Wrote :
>Bertobat kepada siapa ? dan apa timbal baliknya
>setelah bertobat ?
>Interospeksi tidak harus bertobat, tapi harus
>menyadari bahwa yang negatif telah dilakukan dan
>dikoreksi utk tidak dilakukan lagi.
>
Betul sekali yang dimaksudkan bertobat adalah berjanji dan berusaha untuk tidak melakukan lagi.
>FL Wrote :
>Saya setuju.
>
>>9. Mengambil contoh baik/ terpuji dari perbuatan
>>orang lain.
>
>FL Wrote : Saya setuju.
>
>>10. Manyadari akan mati tanpa membawa materi apapun.
>
>FL Wrote :
>Antara OK dan tidak.
>Sebab saat hidup kita butuh materi untuk menunjang
>hidup.
>Emosi harus dikendalikan untuk membawa materi yang ada
>saat hidup dimanfaatkan dengan se baik-baiknya.
>
>Salam TAO.

[ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ]

Replies:
Subject Author Date
Re: Kesadaran vs EmosiFlyming Lika21:57:43 12/10/05 Sat


Post a message:
This forum requires an account to post.
[ Create Account ]
[ Login ]
[ Contact Forum Admin ]


Forum timezone: GMT+7
VF Version: 3.00b, ConfDB:
Before posting please read our privacy policy.
VoyForums(tm) is a Free Service from Voyager Info-Systems.
Copyright © 1998-2019 Voyager Info-Systems. All Rights Reserved.