Show your support by donating any amount. (Note: We are still technically a for-profit company, so your contribution is not tax-deductible.) PayPal Acct: Feedback:
Donate to VoyForums (PayPal):
[ Login ] [ Contact Forum Admin ] [ Main index ] [ Post a new message ] [ Search | Check update time | Archives: 1 ] |
Subject: Re: MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL WARISAN BELANDA | |
Author: raja |
[
Next Thread |
Previous Thread |
Next Message |
Previous Message
]
Date Posted: 23:52:16 07/06/08 Sun In reply to: Badrut Tamam Gaffas 's message, "MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL WARISAN BELANDA" on 20:06:23 05/07/08 Wed >Kebangkitan sesungguhnya adalah peristiwa besar >terlebih jika usia kebangkitan itu telah mencapai 100 >tahun, wajar jikalau banyak komponen bangsa dan bahkan >tokoh nasional yang kemudian berupaya meraih momentum >kebangkitan ini. Satu abad kebangkitan (”1908 – >2008″) berarti kita meng-amini dan secara sadar >mengakui bahwa Boedi Oetomo adalah tonggak kebangkitan >nasional yang sebenar – benarnya. > >Secara obyektif kita mengakui demikian lantaran banyak >hal khususnya untuk mentradisikan sesuatu yang sama >dan seragam dari masa ke masa, 20 Mei terlanjur diakui >sebagai hari kebangkitan nasional dan proses >reproduksi atas pengakuan tersebut tetap berjalan >karena mendapat legitimasi yang lebih dari >pembelajaran tekstual sejarah kebangsaan selama ini. > >Kecenderungan proses cetak ulang atas tradisi >kebangkitan nasional ini berimplikasi pada dua hal, >disatu sisi pengakuan tersebut adalah pengakuan paling >populer dan semua pihak menginginkan meraih >popularitas itu namun disisi yang lain seolah kita >menutup rapat – rapat terhadap adanya fakta – fakta >yang berbeda yang secara obyektif sesungguhnya >memiliki keterkaitan erat dengan momentum kebangkitan >nasional. > > >Fakta Sejarah Kebangkitan Nasional yang terpinggirkan > >Sudah lazim kita dengar bahwa Boedi Oetomo diakui oleh >belanda sebagai organisasi kebangsaan pertama dan >warisan penjajahan tersebut secara “tradisional” >berhasil meminggirkan kenyataan bahwa ada versi lain >yang disuarakan oleh aktivis – aktivis pergerakan >Islam khususnya Keluarga Besar Bulan Bintang bahwa >hakikatnya SI (Syarikat Islam) yang berdiri 16 Oktober >1905 adalah motor kebangkitan nasional yang >sesungguhnya. Bahkan jika ditelusuri lebih jauh >sesungguhnya media – media Penerbitan Islam seperti >halnya Panji Masyarakat, Al Muslimun, Media Dakwah, >Suara Masjid, Tabloid Abadi dan lain – lain sudah >sejak lama menyuarakan pentingnya sikap “Kritis” atas >fakta sejarah kebangkitan nasional yang selama ini >terpinggirkan. > > >KH Firdaus AN adalah Tokoh dan Penulis Islam yang >sepanjang hayat secara lantang menyerukan perlunya >pembaharuan atas tradisi peringatan kebangkitan >nasional, kritiknya melalui tulisan tersebar di >berbagai media juga melalui buku – buku yang beliau >tulis utamanya “Syarikat Islam Bukan Budi Utomo : >Meluruskan sejarah pergerakan bangsa”, sayangnya buku >tersebut sekarang sudah langka dan sudah tentu sangat >terpuji jika diantara kita yang “memilikinya” bersedia >berbagi dan mempublikasikan buku tersebut secara >terbuka melalui blog atau website sebagai bagian dari >upaya pelurusan sejarah pergerakan bangsa. > >Menurut KH Firdaus AN jika dipelajari dari Anggaran >Dasarnya yang berbahasa belanda ternyata Budi Utomo >secara terang mengadopsi semangat kedaerahan yang >kental karena tujuan organisasi ini adalah menggalang >kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan >bangsa Madura secara harmonis. Budi Utomo menitik >beratkan pada perbaikan taraf hidup orang – orang Jawa >dan Madura di bawah kekuasaan Ratu Belanda sebaliknya >Syarikat Islam patut dikedepankan bukan saja karena >keanggotaannya yang bersifat terbuka melainkan karena >sesungguhnya SI-lah cikal bakal lahirnya pergerakan >kebangsaan modern. > > >Syarikat Islam dan Kebangkitan Pergerakan Modern >Indonesia > > >Syarikat Islam (SI) tidak sebatas pergerakan Islam >melainkan pergerakan nasional yang terbuka terbukti SI >mewadahi berbagai latar belakang ideologi termasuk >bergabungnya beberapa anggota yang ber-ideologi >radikal seperti Semaun, Darsono dan Alimin yang >kemudian dikenal sebagai SI Merah. Sebagai Bapak >Pergerakan Nasional Rumah HOS Tjokroaminoto di Gang >Peneleh 7 Surabaya menjadi tempat indekost bagi tokoh >– tokoh pergerakan, disanalah tempat diskusi politik >dan kebangsaan lintas ideologi. > >3 orang tokoh pergerakan yang berguru dan indekost di >rumah HOS Tjokroamnito adalah Ir. Soekarno, >Kartosuwiryo dan Semaun. Ketiganya dikenal lantaran >banyak memberikan warna bagi perjalanan pergerakan >nasional, Bung Karno kemudian hijrah ke Bandung dan >mendirikan partai nasional yang menjadi cikal bakal >lahirnya PNI, Semaun dan kawan – kawannya kemudian >mendirikan Partai Komunis Hindia Belanda pada tahun >1920 dan tidak lama berselang berubah menjadi Partai >Komunis Indonesia yang diketuai oleh Semaun, sementara >Kartosuwiryo kemudian dikenal sebagai Tokoh Islam yang >berpengaruh luas dan sempat memproklamirkan berdirinya >Negara Islam Indonesia. > > >Keengganan untuk meluruskan Sejarah > >Pendek kata mengurai Syarikat Islam sebagai tonggak >kebangkitan nasional menjadi menarik karena dipenuhi >dengan catatan – catatan sejarah penting yang >mengiringinya karena memang demikian adanya, karena >Syarikat Islam adalah tonggak kebangkitan nasional >yang sesungguhnya. > >Pendek kata Budi Utomo sebagai pelopor kebangkitan >nasional mungkin sebagian masih akan menilai demikian >karena memang demikian adanya, karena pembaharuan atas >krisis sejarah kebangkitan nasional masih menghadapi >“tembok raksasa” yakni keengganan untuk meluruskan >sejarah dengan dalih biarkan semuanya berjalan >sebagaimana adanya… Wallahu A’lam > > >(Ditulis oleh Badrut Tamam Gaffas untuk Bulan Bintang >Media) [ Next Thread | Previous Thread | Next Message | Previous Message ] |